Beberapa Faktor Jadi Kendala Produksi Sagu di Kepulaun Meranti, Kepri

22-09-2017 / KOMISI IV

Produksi sagu di Kepulauan Meranti, Provinsi Kepulauan Riau belum maksimal. Beberapa kendala yang menghambat adalah, pertama teknis pengolahan sagu sehingga perlu adanya pelatihan-pelatihan.Yang kedua, teknik budi daya dan juga pemasaran.

 

Hal ini di sampaikan anggota Komisi IV DPR Effendy Sianipar selaku Ketua rombongan kunjungan kerja Spesifik ke kepulauan Meranti, Kepri baru-baru ini.

 

“Kendala  pertama  teknis pengolahan perlu adanya pelatihan-pelatihan, kedua teknik budi daya, dan juga pemasaran,” ungkap politisi F-PDIP usai meninjau perkebunan sagu di Kepulauan Meranti

 

Effendy berpendapat bahwa masyarakat Indonesia belum banyak tahu kalau sagu bisa diolah berbagai macam makanan yang sehat. Dan sagu ini juga bisa menjadi alternatif makanan pokok beras.

 

Kunjungan kali ini ke Provinsi Kepulauan Riau dalam rangka untuk melihat berbagai hal tentang pertanian, perkebunan, perikanan dan perhutanan. 

 

Politisi F-PDIP dari Dapil Riau I ini menyebut perlu lebih fokus ke produksi sagu, karena Meranti terkenal dengan produksi sagu. Selain itu kepulauan Meranti penghasil terbesar kedua di Indonesia atas produksi sagu setelah Papua. Namun lanjutnya, masih banyak  keluhan dari masyarakat setempat bahwa pengolahan sagu ini belum maksimal.

 

“Kita perlu melihat apa kendala dan apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk memaksimalkan produksi sagu ini,” tuturnya usai meninjau lokasi perkebunan sagu di Kepulauan Meranti bersama sejumlah anggota Dewan.

 

Effendy juga mengatakan, mengingat sagu merupakan makanan khas asli Indonesia sehingga harus dikembangkan pengolahan dan produksinya.

 

Dia juga menuturkan, setelah kunjungan ini Komisi IV akan didiskusikan dengan Menteri Pertanian, karena dalam kunjungan kali ini turut ikut juga Dirjen Perkebunan yang menangani khusus masalah sagu agar nantinya mendapatkan solusi.

 

“Harapan ke depan agar sagu ini bisa dipromosikan, meningkatkan budidayanya, dan membuat kreasi-kreasi. Dan juga agar sagu bisa menjadi alternatif pangan dan bisa menjadi komoditi unggulan,” tutupnya. (azka,mp), foto : azka/hr.

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...